Selasa, 01 Januari 2008

PARTAI ANEH DI LDI


Partai Aneh di Akhir Musim
Memasuki akhir kompetisi reguler Liga Djarum 2007, skor-skor aneh muncul. Beberapa klub sepertinya sengaja mengalah bahkan dengan skor telak. Persik ditelan tuan rumah Sriwijaya FC, 0-5, lalu Persma dibantai Persiwa, 0-7, Kamis lalu di Stadion Pendidikan, Wamena.
Ibarat bau orang buan
g angin, kekalahan skor besar ini susah dibuktikan. Bau dari permainan itu bisa dicium, namun susah dibuktikan. Persikmania, fan Persik, merasa disambar petir kala Harianto dkk. dipermak Sriwijaya FC. “Dengan kekalahan itu, di fase 8 besar Persik main di Solo lagi, bukan Kediri, seperti tahun lalu. Saya tak tahu apakah pemain memang ingin main di Solo. Bagi suporter, main di Kediri atau Solo sama saja. Tapi, kekalahan dengan skor besar sangat memalukan,” ucap Hendry Ego, Ketua Forum Komunikasi Suporter Persik (FKSP). Gesekan antara pemain dan pelatih Daniel Roekito pun menyeruak. Kapten tim Harianto mewakili rekan-rekannya tak mau disalahkan soal kekalahan itu. “Kalau kalah, kami jadi kambing hitam. Ini kesalahan pelatih, yang tak mengasah kami untuk mengantisipasi permainan lawan. Jangan pemain saja yang dievaluasi, pelatih harus juga dinilai,” tuturnya. Daniel berkilah selain faktor lini belakang yang keropos menyusul absennya dua pilar, Aris Indarto dan Fallah Johnson, dua pemain lain, Budi Sudarsono serta Berta Yuwana, tak bisa diturunkan karena cedera dan indisipliner. “Kehilangan empat pilar sangat berpengaruh. Apalagi di lini belakang, termasuk kiper, tampil buruk. Tak ada main sabun. Ini murni, lawan lebih tangguh,” katanya.

Motivasi Hilang
Kekalahan mencolok 0-7 dari Persiwa di Stadion Pendidikan Wamena, Kamis (27/12), juga memukul kubu Persma Manado. "Ini hasil di luar dugaan. Kami merasa telah memberikan yang terbaik bagi para pemain, tapi hasil yang diberikan sungguh mengecewakan," kata Donald Supit, asisten manajer Persma.
"Saya tak habis pikir dengan hasil ini. Anak-anak bermain seakan tanpa motivasi, mungkin karena mereka pikir hasil laga ini tak berarti lagi," kata pelatih Manuel Vega, yang kini dituntut mundur oleh Persma Fan Club (PFC).
Menurut Vega, peniadaan degradasi plus kehilangan peluang tampil di Liga Super atau 8 besar membuat Tim Badai Biru tak punya motivasi lagi. Sebaliknya Persiwa sangat butuh poin dan jumlah gol yang besar agar bisa lolos ke babak 8 besar.
Dua kepentingan berbeda akhirnya menyatu. Skor-skor besar pun bermunculan di sisa laga babak reguler. Hal serupa juga terlihat dari skor besar laga Persitara vs Persema (6-1). Anak asuh Rohanda sudah tak punya motivasi lantaran sudah gagal pada dua target, 8 besar dan Liga Super.
Laga Persija vs Semen Padang, yang berakhir 4-0, sudah diduga banyak pihak. Begitu pula kekalahan 0-4 yang diderita PSMS dari Persela. Memasuksi masa akhir kompetisi, Ayam Kinantan menurunkan pemain lapis kedua guna memberi istirahat pemain intinya.

Tidak ada komentar: