Minggu, 17 Februari 2008

PERSIJA MENCARI KEEPER


PERSIJA INCAR DAVID LEE DAN FIRMAN UTINA

Dre.mhsm.jakarta. Persija Jakarta terus bergerak mempersiapkan diri untuk Liga Super 2008. Di sektor pelatih, ada niatan untuk merekrut mantan kiper Singapura, David Lee. Sementara di sektor gelandang muncul nama pilar tim nasional Indonesia, Firman Utina.

Adapun ketertarikan Persija terhadap Lee didasari pada rekomendasi pelatih Pelita Jaya, Fandi Ahmad, yang juga kebetulan berasal dari Singapura. Selain itu, Fandi dan Lee pernah bermain satu tim di Niac Mitra Surabaya pada jaman Galatama silam."Kami sebenarnya tertarik pada Fandi, tapi dia masih terikat kontrak di Pelita. Dia justru merekomendasi David Lee," ucap direktur utama Pt. Persija Jaya, perusahaan pengelola "Macan Kemayoran", Benny Erwin, yang juga mengincar pelatih Zein Alhadad.
Sementara itu, Firman Utina, yang kini bebas kontrak selepas membela Persita Tangerang, masih mencari klub baru. Kebetulan, Persija juga membutuhkan tenaga pemain sekelas Firman.
Kendati demikian, Benny belum mau mengkonfirmasi berita itu lebih jauh. "Saya masih mempelajari statusnya. Jika sudah jelas, saya yakin dia pasti mau bergabung," tutur Erwin.Di bagian lain, Firman juga dikabarkan bakal berlabuh di klub lamanya, Arema Malang. Bahkan Firman konon sudah melakukan kontak lebih jauh dengan manajemen Arema. Firman sempat dua musim membela "Singo Edan" dengan prestasi dua gelar Copa Indonesia.


Kamis, 14 Februari 2008

Double Winner Tanpa Garam

Double Winner
dre.mhsm.jakarta.Final yang terusir. Itulah fakta yang harus dihadapi PSSI/BLI kala menggelar laga puncak antara Sriwijaya FC kontra PSMS di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung, Minggu (10/2). Laga itu pun mengakhiri kekisruhan kompetisi musim ini yang sempat kacau di fase 8 besar di Kediri dan Solo serta semifinal di Jakarta.
Kemenangan 3-1 Sriwijaya atas PSMS pun akhirnya terjadi. Bak sayur tanpa garam, final ini pun harus diakhiri dengan pesta yang serbaminim. Tak ada nyala kembang untuk sang juara, apalagi konser musik Slank atau Padi, yang sempat direncanakan pihak Djarum sebagai sponsor. Bahkan beberapa ribu suporter harus tertahan di luar stadion dan harus puas dengan hanya menyaksikan tim kesayangannya lewat layar lebar. Termasuk beberapa suporter Sriwijaya FC yang khusus datang dari Muara Enim dengan memakai sejumlah bus. Maklum, sejak awal PSSI dan Polda Jabar memang bersepakat menggelar final ini tanpa penonton. Beberapa penonton yang hadir di tribun VIP sendiri hanyalah orang-orang dekat kedua klub atau PSSI, sejumlah wartawan, serta pihak keamanan.

Klub Pertama
Sungguh pun demikian, pesta sepi ini tak mengurangi kebahagiaan Sriwijaya FC dan para pendukungnya menyambut gelar juara yang mereka terima. “Kami klub pertama di Indonesia yang bisa meraih gelar double winner, tentu kami sangat bangga,” tandas Charis Yulianto, stoper Sriwijaya FC. Kontan saja gelar bersejarah ini membuat Gubernur Sumsel, Syahrial Oesman, sangat bangga. “Tim akan dipertahankan. Pemain akan terus di sini kecuali mereka ingin pindah. Ini kebanggaan warga Sumsel,” ujar gubernur yang berencana untuk membangun monumen sepakbola khusus untuk mengenang juara Copa dan Liga Djarum 2007. Bagi pemain, seperti Anoureu Obiora, gelar kampiun ibarat mimpi jadi kenyataan. Di tengah sorotan akan prestasi para pemain asing yang kerap membuat cela, faktanya lima pilar impor Sriwijaya malah menjadi kunci kemenangan klub. “Musim ini saya beruntung sebagai pelatih, mungkin tahun depan pelatih lain yang akan memetik sukses serupa,” terang Rahmad Darmawan, merendah. Maklum, secara permainan, ia mengakui PSMS betul-betul tampil prima. “Mereka sangat disiplin, bahkan hanya bermain dengan sepuluh orang mereka mampu mengatasi ketertinggalan,” sebut Rahmad.
Di babak kedua, saat tim dia instruksikan bermain hati-hati, malah minim improvisasi. “Instruksi saat istirahat tadi rupanya diterjemahkan lain, justru lawan yang ngotot,” tutur Rahmad. Sriwijaya tim yang komplet. Tangguh secara teknis maupun mental. Buktinya konsentrasi Zah Rahan cs. tak terganggu penundaan jadwal dan pengalihan partai final. “Kami siap bermain di mana saja atau ditunda kapan saja. Kami memaklumi kondisi Indonesia,” ujar Zah.
Sriwijaya kabarnya tak memberikan bonus tambahan selain bonus uang hadiah sebesar Rp 1,5 miliar. Toh pemain tetap puas sebab dalam kontrak yang tertera hanya besaran gaji. Selamat, sang juara ganda!


Minggu, 10 Februari 2008

SRIWIJAYA KAWINKAN GELAR


SRIWIJAYA KAWINKAN GELAR

Dre.mhsm.jakarta.Pertarungan all sumatera di partai puncak Liga Indonesia berhasil dimenangi oleh Sriwijaya FC yang sukses mencatat keunggulan penting 3-1 atas PSMS Medan guna menoreh sejarah dengan mengawinkan gelar copa dan liga di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung, Minggu (10/2).Kesuksesan ini merupakan yang pertama kali bagi tim di Indonesia yang berhasil mengawinkan dua gelar sekaligus dalam satu musim, di mana pelatih Rahmad Darmawan menjadi kunci kesuksesan klub tersebut meski baru dibangun pada tahun 2005 lalu.Sriwijaya mencetak gol pada menit ke-15 John Obiora melalui pergerakannya di dalam kotak penalti, sehingga Markus Horison pun mencoba menutup meski tendangannya lebih cepat menuju ke sisi kanan gawang. PSMS berpeluang emas untuk menciptakan gol di menit 26, saat upaya tendangan keras James Koko masih mengenai bek Sriwijaya, kendati bola muntahan nyaris disambar oleh Saktiawan Sinaga, usai Ferry Rotinsulu terlebih dulu merebut bola tersebut. Dua menit menjelang turun minum PSMS harus tampil dengan 10 pemain setelah Murphy menarik kaus dari Obiora, sehingga wasit Purwanto pun langsung merogoh kartu kuning kedua kepadanya. Memasuki paruh kedua tepatnya di menit-menit awal, Sriwijaya nyaris menjebol gawang Markus Horison untuk kedua kalinya, bila bola silang yang dilepaskan oleh Zah Rahan tidak mengenai badan kiper No.1 timnas Indonesia tersebut.Ferry Rotinsulu berhasil menyelamatkan gawangnya usai Saktiawan Sinaga melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti, dan bola muntahannya pun langsung dibuang oleh bek Sriwijaya. Lama menunggu, akhirnya pasukan Freddy Mulli itu berhasil menjebol gawang Rotinsulu, usai kerjasama Andres Formento dari sisi kiri berhasil diselesaikan dengan baik oleh James Koko, sehingga pertandingan pun berjalan dengan tempo tinggi.
Pertandingan terpaksa dilanjutkan hingga perpanjangan waktu, setelah skor tetap berkedudukan sama kuat 1-1 hingga waktu normal usai.Secara keseluruhan di babak kedua, PSMS berman efisien dengan serangan yang lebih banyak ke arah gawang ketimbang Sriwijaya, sekaligus satu gol yang tercipta ke gawang Ferry. Dalam perpanjangan waktu 15 menit pertama, Sriwijaya lebih menguasai jalannya pertandingan, namun untuk kesekian kalinya Markus berhasil menggagalkan sejumlah peluang emas dari upaya Zah Rahan dkk. Diawali dari tendangan penjuru, Keith Kayamba Gams berhasil menanduk bola hasil tendangan penjuru Alamsyah dari sisi kanan yang merubah hasil akhir menjadi 2-1 untuk keunggulan Sriwijaya. Sriwijaya benar-benar menguasai jalannya pertandingan di babak tambahan dengan mencatatkan gol ketiga yang dihasilkan oleh Zah Rahan saat Markus telah maju jauh keluar dari area penalti. Bagi Rahmad Darmawan, kesuksesan ini kian mewarnai karir kepelatihannya, setelah ia berhasil mengumpulkan tiga gelar juara dalam dua musim. Sriwijaya diantarnya meraih dua gelar dan musim lalu memberi gelar juara liga bagi Persipura Jayapura -- tim yang disingkirkan Sriwijaya di final Copa Indonesia musim ini.